Tribun Faperta. Ketua Komunitas Peternak Unggas Nasional (KPUN) Alvino Antonio menuturkan pihaknya akan menggelar unjuk rasa di depan Istana Negara Rabu (7/9/2022) besok. Mereka akan menuntut pemerintah untuk memperbaiki tata niaga ayam ras pedaging.
Dia menjelaskan, aksi kali ini dilakukan seiring biaya produksi ayam ras pedaging sedang tinggi, namun harga jual ayam hidup tidak sesuai.
“Harga pakan ternak yang dijual ke peternak UMKM sangat tinggi, dulu waktu naik alasannya karena harga jagung naik. Tapi sudah sejak 3 bulan lalu harga jagung turun kembali normal, harga pakan ternak tidak menyesuaikan turun juga,” kata Alvino dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/9/2022).
Dia menuturkan harga jual ayam hidup di kandang dipatok Rp. 21.000, kemudian harga jual di tingkat konsumen Rp34.000. Tetapi saat ini harganya lebih rendah. Alvino menuturkan masalah tata niaga unggas ini terjadi sejak perusahaan asing besar ikut membudidayakan ayam pedaging dan menjual hasil panennya ke pasar tradisional.
“Dalam pakan ternak kandungan jagung minimal 50 persen, jadi kalau harga pakan naik harga bibit anak ayam juga ikut naik. Bebaskan kuota Grand Parent Stock/pembibitan ayam indukan broiler, jangan dibatasi,” kata dia.
Selain itu dia meminta, pemerintah mengembalikan budidaya ayam pedaging kepada peternak. Kemudian dia juga berharap pemerintah menurunkan harga pakan ternak, harga DOC atau day old chicken. Untuk diketahui DOC ayam atau ayam DOC adalah ayam dengan umur di bawah 10 hari dan paling lama 14 hari setelah ayam itu menetas. “Bentuk badan perlindungan untuk menyerap hasil ternak UMKM dengan harga sesuai acuan Badan Pangan Nasional,” pungkasnya.